Senin, 25 November 2013

Contoh Kerangka Karangan dan Sistematik penulisannya





Sakai - Di suatu kuil kuno di Sakai Jepang ada taman yang indah. Yang menjadi luar biasa adalah bentuk taman itu tidak berubah hingga kini sejak 250 tahun lalu!

Rabu (6/11/2013) siang itu para jurnalis Sakai Asean Week 2013 menuju ke Kuil Takakuraji di Kota Sakai, Jepang. Tujuannya, menyaksikan kesenian Noh, opera klasik Jepang yang mulai dimainkan pada 650 tahun lalu alias sejak abad ke-14 namun tetap bertahan hingga kini.

Kami disambut oleh master opera klasik Jepang Noh, Kozo Nagayama (40). Kozo langsung mempersilakan kami untuk melepaskan alas kaki dan memberitahu bahwa di belakang kuil ini ada taman yang bentuknya tidak berubah sejak didesain pada 250 tahun lalu.

Kozo memberitahukan bahwa taman ini didesain oleh arsitektur pertamanan Jepang, Kobori Enshu. Taman itu cantik dipenuhi tanaman perdu, beberapa tanaman pohon keras, dan yang paling belakang adalah hutan bambu.

Ada batu pijak (stepping stone) yang ditempatkan di tengah-tengah taman itu supaya tanaman semacam rumput yang menggerumbul di bawahnya tidak diinjak-injak. Batu-batu besar seperti batu kali teronggok di beberapa sudut mempercantik taman itu.

Kuil Takakuraji sendiri merupakan salah satu kuil tertua di Jepang yang didirikan oleh pendeta Buddha terkenal kelahiran Sakai, Gyoki pada tahun 705. Namun kuil ini sempat terbakar dan dibangun kembali pada awal abad ke-17.

TOPIK : Keindahan Sebuah Taman

1.     Keindahan Tempat
1.1  Segi Bentuk Taman
1.2  Segi Kesenian
1.3  Segi Tradisi dan Budaya

2.     Keindahan Arsitektur
2.1  Segi Desain Bangunan
2.2  Segi Tata Letak
2.3  Segi Penambahan Unsur Alam

3.     Keindahan Sejarah
3.1  Segi Sejarah Asal Taman
3.2 Segi Sejarah Kuil
3.3 Segi Sejarah Kesenian

4.     Keindahan Masyarakat
4.1  Segi Kekeluargaan Masyarakat


Minggu, 24 November 2013

Contoh Kerangka Karangan

Topik : Perdagangan Elektronik (E-Commerce)
Tema :  Jual Beli Melalui Perdagangan Elektronik (E-Commerce) di Indonesia

1.       Pengertian Perdagangan Elektronik
1.1   Sejarah Perkembangan Perdagangan Elektronik
1.2   Klasifikasi Perdagangan Elektronik
1.2.1          Business to Business (B2B)
1.2.2          Business to Consumer (B2C)
1.2.3          Consumer to Consumer (C2C)
1.2.4          Consumer to Business (C2B)
1.2.5          Non Business E-Commerce
1.2.6        Intrabusiness (Organizational) E-Commerce
2.      Contoh Situs Perdagangan Elektronik (E-Commerce) di Indonesia
2.1  Toko Bagus
2.2  Lazada
2.3  Berniaga
2.4  Bhinneka
2.5  Tokopedia
3.      Berbelanja Online Melalui Situs E-Commerce
3.1  Produk-produk yang dijual di Situs E-Commerce
3.2  Sistem Pembayaran dan Pengiriman Produk
3.3  Kelebihan dan Kekurangan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.1        Kelebihan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.2        Kekurangan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.2.1  Beberapa Risiko Jika Berbelanja Melalui E-Commerce
4.      Mengatasi Penipuan yang Marak Terjadi di Situs E-Commerce
4.1  Memilih Cara Pembayaran/Transaksi yang Aman
4.2  Tips-tips Menghindari Penipuan Ketika Berbelanja Melalui E-Commerce

Minggu, 10 November 2013

Telepon Genggam Beracun Bagi Manusia dan Lingkungan

Penelitian yang dilakukan oleh Ecologi Center dari Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat dan ifixit.com menunjukkan hasil yang mengejutkan. Telepon genggam (handphone) mulai dari proses produksinya hingga menjadi barang bekas mampu mengontaminasi manusia dan lingkungan. Lebih berbahaya lagi, polusi yang dihasilkan sulit untu dideteksi. Penelitian ini dilakukan pada 36 model handphone yang berbeda. Setiap satu buah handphone mengandung setidaknya satu elemen beracun : timah, bromine, klorin, merkuri dan kadmium. Diketahui handphone yang paling sedikit racunnya adalah Motorola Citrus. Sedangkan yang paling "kotor" adalah iPhone 2G. Namun, catatan ini kemudian diperbaiki oleh Apple sebagai produsen iPhone. Dua varian terbarunya, iPhone 4S dan iPhone 5 masuk dalam daftar lima handphone terbersih. Meski demikian, Jeff Gearhart sebagai Direktur Riset Ecology Center menyatakan, telepon terbaik pun masih penuh dengan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia ini berhubungan dengan cacat lahir, gangguan belajar, dan masalah kesehatan serius lainnya, ditemukan di tanah dengan level antara 10 hingga 100 kali lebih berbahaya dari tempat daur ulang elektronik di Cina. Secara keseluruhan, penelitian ini melibatkan 1.106 handphone yang dibongkar dan diuji oleh tim di ifixit.com menggunakan sinar-X. Teknik ini membombardir sebuah objek dengan radiasi. Sinar radiasi yang dirilis kembali oleh objek tersebut kemudian diukur. Dari sini bisa teridentifikasi materi-materi tertentu yang dirilis oleh si objek. Sumber polusi dan risiko kesehatan terbesar dari handphone berasal dari bahan-bahan mineral yang digunakan, proses produksi peralatan, dan pembuangannya. Menurut Gearhart, untuk mencegah risiko lebih besar, dibutuhkan insentif agar tercipta desain elektronik konsumen yang lebih hijau. Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA), AS, di tahun 2009 terdapat 2,37 juta ton peralatan elektronik yang memasuki masa "manajemen akhir hidup".  Itu artinya, barang-barang tersebut sudah rusak, mati, kadaluarsa, atau tidak diinginkan lagi. Dari sekian sampah digital, hanya 25 persen di antaranya yang masuk pusat daur ulang. Padahal menurut Kyle Wiens, CEO dari ifixit.com, sampah elektronik adalah masalah besar yang bisa menyebabkan bahan-bahan kimia merembes ke air minum dan meracuni lingkungan.
 
(Sumber: Discovery News)

Beberapa Aspek yang Menentukan Kualitas Karya Tulis

Dalam menentukan kualitas karya tulis, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, dua diantaranya yaitu :

A. Topik yang Menarik
Sebelum membuat suatu karya tulis, penulis terlebih dahulu harus menentukan topik. Topik merupakan hal yang amat penting karena akan memengaruhi arah kepenulisan. Suatu topik dikatakan menarik apabila mudah dikembangkan dan bisa menimbulkan rasa keingintahuan bagi para pembaca. Biasanya, topik yang menarik berkaitan dengan permasalahan atau kejadian yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat.

B. Mudah dipahami Oleh Pembaca
Salah satu kriteria karya tulis yang berkualitas adalah apabila karya tulis tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Artinya, maksud yang ditangkap oleh pembaca harus sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Hal ini berkaitan dengan pemilihan topik serta penggunaan bahasa dalam karya tulis tersebut. Agar pembaca bisa mengerti dengan baik maksud yang ingin disampaikan, penulis hendaknya menggunakan bahasa yang baik dan mudah dipahami.

Sumber : http://putriarumdyah.blogspot.com/2013/10/aspek-yang-menentukan-kualitas-karya.html

Minggu, 13 Oktober 2013

Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

A.    Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

    Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai  dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan sebagai pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasaran dan mengikuti kaidah yang ditetapkan. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memiliki beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Misalnya, pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama.

Ciri – ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :
1.     Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku.
Contoh :” Kami sedang menyaksikan pertandingan itu.”, bukan “Pertandingan itu kami sedang saksikan.”
2.     Penggunaan kata-kata baku.
Contoh : “Seru sekali” dan bukan “Seru banget”, “Tampan” bukan “Ganteng”.
3.     Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis (EyD / Ejaan yang Disempurnakan). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4.     Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, tetapi secara umum lafal baku dapat diartikan sebagai lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat ataupun bahasa daerah. Misalnya: habis, bukan abis ; atap, bukan atep.
5.     Penggunaan kalimat secara efektif. Bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi secar efektif : pesan dari pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca sesuai maksud yang ingin disampaikan.

Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain adalah  yang disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.

Contoh nyata dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku:
Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas yang saya berikan?
Apa yang kamu lakukan saat liburan kemarin?

Contoh ketika dalam dialog seorang dosen dengan mahasiswa
Dosen : Rio, Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas yang saya berikan kemarin?
Rio      : Sudah Pak, nanti akan saya kirim melalui email.

Kata-kata diatas adalah kata yang sesuai untuk digunakan dalam lingkungan sosial.

Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar - menawar dengan tukang sayur atau tukang ojek kita memakai bahasa baku.
(1)   Berapakah Ibu mau menjual kentang ini?
(2)   Apakah Bang ojek bersedia mengantar saya ke Stasiun Gambir dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3)   Berapa nih, Bu, kentangnya?
(4)   Ke Stasiun Gambir, Bang. Berapa?

Bahasa indonesia yang baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, bentuk bahasa baku yang sah dibuat agar secara luas masyarakat indonesia dapat berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.

B.    Bahasa Sebagai Alat Komunikasi

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana ekspresi diri. Komunikasi tidak akan berjalan dengan baik apabila ekspresi diri kita tidak diterima atau tidak dipahami orang lain atau lawan bicara.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita memiliki tujuan tertentu, diantaranya:
-       Kita ingin dipahami orang lain
-       Kita ingin agar gagasan atau pemikiran kita dapat diterima oleh orang lain
-       Kita ingin meyakinkan orang lain terhadap pandangan kita
-       Kita ingin orang lain menanggapi hasil pemikiran kita

Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi kita harus mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan baik atau tidak. Berkomunikasi dengan bahasa dapat  berupa lisan maupun tulisan. Berkomunkasi melalui lisan, yaitu dalam bentuk simbol bunyi dimana setiap simbol bunyi memiliki ciri khas tersendiri. Bahasa sebagai alat komunikasi juga tidak hanya dilakukan dengan satu bahasa saja melainkan banyak bahasa tergantung tempat, situasi dan kondisi.
Contoh bahasa sebagai alat komunikasi berupa:
Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-bunyian, lukisan, gambar, dan sebagainya.
Contohnya :
- Bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam)
- Adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran
- Suara adzan untuk tanda segera melakukan sholat
- Telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh
- Simbol rambu-rambu lalu lintas yang berada di jalan
- Gambar peta yang menunjukkan jalan
- Melambaikan tangan berarti untuk menyampaikan salam





Sabtu, 22 Juni 2013

Masih :)

Tidak lagi aku merasakan hari-hari seperti saat aku masih bisa menggengam tangannya, melihat tawanya dan mendengarnya bercerita diujung telepon. Semuanya sudah berlalu dan sepertinya mustahil berulang. Aku benci ketika aku harus membiasakan diri untuk tidak lagi bergantung padanya. Aku benci melupakan. Terutama melupakan dia yang masih teristimewa bagiku.

Dia hadir sebagai seseorang yang pantas aku kagumi dan mengubah setiap hariku menjadi lebih punya arti. Membuka pola pikirku yang sempit, meredam egoku yang tinggi, dan membuatku tertawa lepas. Kemudian dengan sangat hati-hati, aku mulai menaruh harap padanya. Memasrahkan hatiku dan menjadikan dia satu-satunya lelaki yang namanya paling banyak aku tulis dalam buku harianku. Lalu, semua berjalan sesuai keinginan. Aku dan dia menjelma menjadi 'kita'.

Sejenak semua terasa indah. Pengertian, perhatian, dan kepercayaan mampu mengalahkan ego diusia kita yang masih terbilang sangat muda. Sampai akhirnya, waktu menyadarkan tentang hal penting yang sempat kita kesampingkan. Pendidikan! Dan karier! Dia bilang cinta tak harus buru-buru. Dia bilang masih banyak yang mesti kita kejar. Aku tak sependapat. Kemudian aku mencari alasan untuk meyakinkannya bahwa kita bisa meraih semua tanpa harus "mengeliminasi" salah satunya.

Tapi dia bertahan dengan pemikirannya. Dia terus berlari mengejar mimpinya dan meninggalkan aku jauh dibelakang. Menutup telinganya dan mengabaikan aku yang berteriak minta perhatian. Dia, dengan dunia barunya yang tanpa aku. Dan aku dengan kehidupan baruku yang masih berisi kenangan tentangnya. Aku sedang dan masih terus belajar mengikhlaskan. Tetap menjadi seorang pengagum yang menemaninya meraih mimpi, sekalipun dia tak lagi peduli.

Minggu, 09 Juni 2013

Sebulan Setelah Perpisahan Kita

Kemarin aku melihatmu sedang berkumpul bersama teman-temanmu di salah satu sudut kampus. Kelihatannya sekarang kamu semakin sibuk. Tubuhmu terlihat sedikit agak kurus, mungkin karena kurang tidur, mungkin juga karena jadwal makanmu yang tidak teratur. Tugas Penulisan Ilmiah untuk mahasiswa semester enam  itu rumit ya? Kamu pasti pusing memikirkannya, apalagi dengan segudang pekerjaanmu yang lain sebagai seorang web developer. Ah, tapi aku tahu kamu laki-laki yang hebat, semua pekerjaan itu tidak akan jadi masalah besar. Soal jadwal makan atau waktu tidur, tanpa aku ingatkan pun kamu pasti bisa mengaturnya sendiri. Tanpa aku kamu tetap punya dua kaki, dua tangan, logika yang kuat, dan hati yang utuh. Tidak seperti aku, aku memang masih bisa bernapas dan melakukan aktivitas seperti biasa, tapi hatiku ; seperti ada bagian yang hilang.

Waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin kita duduk berhadapan. Aku masih ingat benar bagaimana aku menatap matamu lekat-lekat dan mendengarkan kata-demi-kata yang terucap dari bibirmu. Kata yang sejujurnya tidak pernah ingin aku dengar – perpisahan. Aku belajar banyak hal dari perpisahan kita sebulan lalu. Terutama tentang bagaimana (berpura-pura) tegar dihadapan orang  lain. Apa kamu ingat bagaimana ekspresi wajahku ketika kamu mengatakan bahwa perasaanmu kepadaku sudah hambar? Kamu ingat senyuman pasrah yang aku perlihatkan? Aku tahu laki-laki bukan makhluk yang pandai menerka perasaan, mungkin kamu mengira aku baik-baik saja padahal kenyataannya tidak. Aku masih tak habis pikir, bagaimana mungkin laki-lakiku yang cerdas, humoris, dan ceria itu bisa meremukkan hatiku hanya dengan beberapa kalimat.

Perpisahan, sebuah kata yang singkat untuk diucapkan tapi berat untuk dijalani; terutama bagi yang ditinggalkan. Aku menjalani hari-hariku setelah itu dengan berbagai kenangan kita yang bergantian mengisi setiap sel otakku. Bahkan sampai detik ini. Aku tidak pernah membencimu sama sekali, bagiku kamu tetap kamu; seseorang yang masih sangat aku sayangi dengan segala kekurangannya. Terkadang ini menyiksa, terlebih ketika aku menyadari bahwa kamu tak lagi punya perasaan yang sama. Aku berusaha mengalihkan perhatian agar kamu bisa secepatnya beranjak dari pikiranku termasuk pada pekerjaan, tugas kuliah, dan segala hal yang tidak berkaitan dengan kamu atau ‘kita’. Tapi sejauh ini usahaku belum sepenuhnya berhasil, mungkin caraku salah atau.. aku tidak benar-benar ingin melakukannya.


Dulu dan sekarang memang tidak akan sama. Aku  dan kamu ditakdirkan untuk memilih jalan hidup kita masing-masing. Bukankah perpisahan adalah awal dari pertemuan yang baru? Bisa dengan orang yang sama, atau dengan orang yang berbeda. Aku tidak akan memaksa kamu untuk kembali seperti juga kamu yang tidak pernah memaksa aku untuk menyanyangimu sedalam ini. Aku hanya berharap semua yang terbaik untuk kamu, aku, dan (mungkin) kita. Tapi jika suatu hari kamu lelah mencari tempat singgah, mampirlah ke hatiku. Sekali lagi.

Sabtu, 25 Mei 2013

Pagi ini, Masih Tentang Kamu

Sekali lagi, pagi ini aku terbangun setelah memimpikanmu. Aku tidak tahu ini pertanda apa, sepertinya aku sudah hilang kendali. Sakit karena mencintaimu sudah hampir aku lupakan, yang ada sekarang adalah keinginan untuk mengulang semuanya, kenangan singkat yang pernah kita lalui. Aku tidak pernah “segila” ini sebelumnya. Diluar sepengetahuanmu, aku memantau lewat berbagai jejaring sosial hanya untuk tahu apa yang sedang kamu lakukan dan memastikan kamu dalam keadaan baik-baik saja. Ya, mendadak aku bak penggemar fanatik yang mengikuti semua aktivitas idolanya.

Dulu aku bisa dengan mudah bertanya apapun tentangmu secara langsung, tanpa segan. Sekarang seperti ada dinding tebal diantara kita. Dinding yang kamu bangun – yang sudah coba aku hancurkan tapi sia-sia. Tidak ada lagi keberanian untuk sekedar bertanya kabar, terlebih untuk mengucap rindu. Kamu semakin jauh dari jangkauanku sekalipun terkadang aku masih bisa melihat atau mendengar tawamu. Aku melihatmu dari kejauhan, dari sudut ruang yang mungkin tidak akan pernah kamu sadari. Aku senang melihat tawamu, sepertinya tanpa aku kamu sudah benar-benar bahagia. Kalau sudah begitu, masihkah ada lagi kesempatan untuk mengisi ruang tempatku bernaung dulu? Aku rindu ruangan itu sayang, ruang dimana aku pernah menitipkan hatiku untuk kau jaga sebelum akhirnya kau patahkan juga.

Aku tahu bukan saatnya lagi untuk menengok kebelakang. Seharusnya aku bisa belajar darimu, yang terus berfokus pada masa depan, fokus pada semua yang bisa membanggakan dirimu. Karir dan materi. Keduanya memang menggoda, keduanya penting, sampai-sampai aku tersisih. Aku tersisih, bukan disisihkan. Aku sadar betapa aku tidak jauh lebih penting dari dua hal itu. Anganku dulu memang terlalu tinggi, berharap bisa mendampingimu sampai kau meraih semuanya. Bukan untuk menguasaimu, bukan itu tujuanku sebenarnya!

Sudahlah, kamu mungkin tidak akan pernah mengerti jalan pikiranku, itu bukan keahlianmu. Memahami wanita memang jauh lebih rumit daripada mendesain website atau mengotak-atik komputer –entah apa sebutannya- yang biasa kamu lakukan. Ada saatnya aku berhenti menyesalkan masa lalu. Mungkin esok atau lusa, aku baru akan berhenti bercerita tentangmu. Bukan karena aku tak cinta lagi, hanya saja waktu memang punya kemampuan luar biasa untuk mengalihkan perhatian. Meskipun bukan sekarang.